Selasa, 18 Mei 2010

BUKTI KEOTENTIKAN AL_HADIST

BUKTI KEOTENTIKAN AL-HADIST

Tulisan ini sebenarnya hasil dari rangkuman jawaban dari soal yg ditanyakan oleh teman saya untuk menjawab kerancuan2 yg di pakai para orientalis menyerang dan mempertanyakan kesahihan hadist2(sunnah) " yg mana sunnah itu merupakan dalil kedua setelah al-quran dlm syareat agama islam" itu terjamin, padahal antara Rosul dan para perawi2 hadist tsb terpaut 200tahun.
utk menjawab kerancuan2 diatas saya nukilkan rangkuman dari sebuah kitab karangan DR.musthofa assiba'iy berjudul: assunnah wa makanatuha fittasyri' al-islamy:
A.Penjagaan Allah atas hadist2 Rosul
Dlm alquran Allah berfirman di surat al-hijr ayat9, mendefinisikan lafadz (adzzikr)di ayat di atas dg alquran saja adalah suatu kesalah kaprahan, yg menimbulkan pemahaman bahwa Allah hanya melindungi keotentikan alquran saja, padahal arti (adzikr) diatas itu lbh luas atau umum drpd alquran yaitu menjaga keotentikan semua ajaran agama yg di bw oleh Rosulullah termasuk di dlmnya hadist2 Rosul,
dalil/bukti yg menunjukkan keluasan arti adzikr itu bs dilihat pd firman Allah di surat an-nahl ayat43.lafadz adzikr di ayat tsb bermakna: para ulama yg mengerti syareat2 dan ajaran Allah.
dan yg tak bisa di ragukan lg dg melihat kedua ayat diatas, maka sebagaimana Allah menjaga alquran, Allah pun menjamin penjagaan al- hadist, dg cara mempersiapkan para ulama ahli hadist yg menghafal hadist2 tsb sebagaimana para ulamapun menghafalkan alquran, meriwayatkan hafalan hadist tsb kepada perawi lain, seperti halnya periwayatan Alquran diantara para perawi alquran, mereka mempelajari dan meneliti kesahihan dan kedhaifan hadist yg mereka terima,
begitu jg harus kita ketahui peranan hadist2 Rosul sebagai keterangan dan penjelasan kata2 global yg ada di dlm Alquran spt sholat, zakat, haji, yg membuktikan bahwa hadist2 rosul di jaga jg keotentikannya.
B. jawaban dari kritik terhadap jalur transimisi(periwayatan) hadist
setelah memahami arti "adz Dzikr" diatas dan keyakinan kita bahwa assunnah atau hadist Rosul itu dijaga keotentikannya sprt halnya Alquran, perlu kita ketahui cara penjagaan Allah melalui para ulama bagaimana cara mereka meriwayatkan hadist, bg orang yg membaca dan mempelajari ilmu hadist akan mengetahui perhatian dan kesungguhan para ulama ahli hadist dlm menjaga keotentikan sebuah hadist yg melahirkan berbagai syarat keshohihan sebuah hadist sprt syarat2 yg di gunakan oleh imam bukhori dan imam muslim di kitab shohih mereka berdua, diantara syarat2 tsb perawi itu harus tsiqoh( terpercaya) yg mana itu mengetahui perawi itu tsiqoh atau tidak itu hrs melewati seleksi yg sangat ketat, ini bisa di liat di ilmu al jarhu wa ta'dil, dr sini tidak ada ruang pun bg perawi yg lemah, pembohong( tidak stiqoh) utk di terima hadistnya.di antara syaratnya lg perawi itu harus adil, tdk pernah melakukan maksiat dosa2 besar maupun dosa2 kecil yg terus menerus di lakukan.demikian syaratnya perawi itu harus bs di buktikan hafalannya, tulisannya,
selain itu dg mengatakan "200 tahun" 0rientalis itu menunjukkan ketololannya sendiri, bagaimana tdk, sedangkan Rosulullah bersabda bahwa masa2 terbaik adalah masa para shohabat kemudian tabiin dan tabiin tabiin, jaminan Rosul itu benar2 terbukti nyata adanya, bukankah " 200 tahun " itu masih termasuk dlm kurun terbaik??